Yohannis Trisfant

SIapakah yang paling sediikit berbuat dosa? Anak kecil atau anak remaja dan pemuda? Kayaknya anak remaja dan pemuda lebih banyak berbuat dosa daripada anak kecil. Kalau lansia dengan anak pemuda? Lebih banyak siapa yang bikin dosa? Menurut saya lebih banyak anak muda yah? Makanya melayani di Lansia itu lebih enak karena baik baik jemaatnya. Kurang dosanya. Benar enggak?

Dosa kita kayaknya enggak banyak deh.

Dosa itu apa ? 1Jn 3:4  Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

Apalagi defenisi dosa? Jas 4:17  Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Nah, kalau dosa lansia itu kayaknya tidak banyak. Paling paling bohong, marah, iri hati, benci, dendam, sombong, bertengkar dengan orang lain, suka ngone, gossip, ingin memiliki barang orang lain,  tidak ke gereja , tidak menyembah Tuhan dengan baik, masih ada berhala, masih percaya takhyul, tidak berdoa, tidak membaca Alkitab, tidak membantu orang .

 Wah..banyak juga yah? Kalau sudah berbuat dosa lalu apa yang kita mesti lakukan? Minta ampun. Setiap hari kita mesti minta ampun. Minta ampun itu sama dengan membuang sampah dari rumah, dibuang ke tempat sampah. Kita bersihkan selalu hati kita dengan minta ampun.

Kalau kita minta ampun sama Tuhan apakah Tuhan akan mengampuni? Dimana janjinya?

Di dalam 1Jn 1:9  Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jadi dalam hidup kita sebagai orang kristen , ada dosa dan juga ada anugerah.

Ada orang kristen yang mempunyai pandangan seperti ini: saya khan sudah menerima anugerah Tuhan . Jadi kalau saya berbuat dosa, maka Tuhan pasti ampuni saya. Kalau begitu saya bikin doa saja lagi supaya Tuhan ampuni lagi saya. Kalau saya berbuat dosa 10 kali maka saya mendpatkan anugerah 10 kali. Kalau saya berbuat dosa 100 kali maka saya mendapatkan anugerah 100 kali Jadi kalau ingin mendapatkan anugerah 1000 kali maka berbuat dosalah 1000 kali? Benarkah pendapat seperti ini?

Paulus juga menghadapi orang yang memiliki pandangan seperti ini. Coba kita lihat Roma 6:1 

Rom 6:1  Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?

Tekun dalam dosa berarti ingin terus tinggal di dalam dosa itu. Ingin terus menikmati dosa itu

Ada orang kristen yang ingin terus berbuat dosa tetapi mati ingin masuk sorga.

•             Seorang guru sekolah minggu bertanya kepada anak anak sekolah minggu:

•             “Siapa yang mau jadi orang kaya yang mau masuk neraka?” TIDAK ADA YANG ANGKAT TANGAN

•             “Siapa yang mau jadi lazarus”? TIDAK ADA YANG ANGKAT TANGAN

•             Yang mau jadi lazarus angkat tangan? Semua angkat tangan

•             Yang mau jadi orang kaya , angkat tangan? Satu orang angkat tangan. Lho kenapa mau jadi orang kaya.

•             Murid: waktu hidup mau jadi orang kaya, waktu mati mau jadi lazarus.

Orang orang kristena seperti ini ada banyak. Ingin masuk surga tetapi ingin juga tetap bertekun di dalam dosa.

Paulus bertanya : dalam  Rom 6:1  …………….Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?

Mengapa Paulus menanyakan kalimat ini?  Sebab pada saat itu ada orang orang yang tidak mau tunduk kepada hukum (antinomians),. Orang orang seperti ini beranggapan  bahwa semakin kita banyak berbuat dosa maka semakin banyak kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita.  Seolah olah kita memberikan kesempatan kepada Allah untuk memberikan banyak pengampunan pengampunan. Bagaimanakah Paulus menjawab konsep ini?  Saya juga pernah mendapatkan pertanyaan yang seperti ini. Kalau saya sudah  mendapatkan jaminan keselamatan , maka saya berbuat dosa saja karena pasti ada pengampunan.

Pertanyaan : Apakah boleh  bertekun dalam dosa? Bolehkah kita terus berkanjang , berkubang dalam dosa ?  karena nanti juga akan diampuni oleh Tuhan ?

Jawab : TIDAK BOLEH !!

Mengapa tidak boleh terus BERTEKUN dalam dosa ?

Pertama, terus hidup dalam dosa mengabaikan maksud Allah di dalam keselamatan.

 Apakah maksud Allah dalam keselamatan?  Jelas untuk menyelamatkan kita dari dosa.

Namun apakah maksudnya menyelamatkan kita dari dosa? Maksudnya adalah diselamatkan dari murka Allah yang akan datang, shg kita dimuliakan kelak. Tetapi bukan itu saja maksud Allah dalam keselamatan kita. Rencana Allah dalam keselamatan bukan hanya supaya kelak kita dimuliakan, tetapi juga supaya kita diselamatkan dari praktek-praktek dosa sekarang ini.

Diselamatkan dari murka Allah yang akan datang tentunya tdk bisa dipisahkan dgn  keselamatan dari praktek-praktek dosa sekarang ini Sehingga kalau kita terus hidup dalam dosa sekarang ini, maka kita sedang bertentangan dengan maksud Allah dalam keselamatan kita. Oleh karena itu argumen bahwa kita bisa terus saja hidup dalam dosa , tidaklah masuk akal karena bertentangan dengan maksud Allah dalam keselamatan kita

Kedua, Orang kristen yang terus dengan sengaja berbuat dosa mengabaikan maksud Allah terhadap hidup orang Kristen.

Orang orang  seperti ini tidak mau diatur oleh hukum Allah  dan mengatakan bahwa dosa itu alami, menyenangkan . Pernyataan ini hanya cocok untuk mereka yang belum dilahirkan baru, yang belum memiliki hati yang baru. Namun pernyataan ini tdk cocok dgn kita yg sudah lahir baru. Bagi kita dosa itu bukan lagi sesuatu yang alami dan menyenangkan tetapi sesuatu yang melukai kita dan menyedihkan hati kita.

Orang Kristen yang sudah diselamatkan akan bersatu dengan Kristus. Kesatuan dengan Kristus ini adalah seperti pokok anggur dengan rantingnya-rantingnya atau seperti kepala dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Oleh karenanya ketika kita diselamatkan, kita berada di dalam Kristus Dan jika kita ada dalam Kristus, Kristua ada  di dalam kita, maka kita akan berbalik dari dosa kepada kebenaran. Charles Hodge mengatakan : Kesatuan dengan Kristus adalah satu-satunya sumber kekudusan kita. Kesatuan dengan Kristus tdk dapat menjadi sumber dosa. Oleh karenanya, jika kita mengatakan bahwa berdosa akan meningkatkan anugerah, berdosa itu menyenangkan maka itu hanyalah suatu bukti bahwa kita ini belum berada di dalam Kristus, atau belum benar-benar diselamatkan. Sama dengan yg dikatakan Paulus: Kita telah mati bagi dosa, bagaimana mungkin kita masih hidup di dalamnya? (6:2)

Ketiga, Jika kita mengatakan bahwa berdosa akan meningkatkan anugerah Allah, maka itu berarti kita belum mengerti apa itu anugerah Allah.

Anugerah tidak pernah dikurangi atau ditarik karena dosa. Artinya Allah tidak  pernah berhenti memberikan angurahNya kepada  kita .Tetapi anugerah juga bukan berarti anugerah itu dikalahkan oleh dosa. Kalau anugerah dikalahkan  dosa itu berarti dosa yang memerintah di dalam hati kita, sebaliknya kalau anugerah yang berkuasa berarti anugerah yang memerintah di dalam hati kita bukan dosa.

Martin Lloyd Jones :”  apakah bisnisnya /pekerjaannya anugerah? Apakah anugerah mengijinkan kita terus berbuat dosa?  Bukan.. Anugerah melepaskan kita dari perbudakan dan pemerintahan dosa dan menaruh kita dibawah pemerintahan anugerah. Raja yang memerintah adalah raja yang menang.  Jika anugerah sedang memerintah di dalam hati kita berarti anugerah mengalahkan dosa. Orang Kristen memang dapat jatuh dalam dosa, ttp mereka tdk dikalahkan oleh dosa dan mereka tdk terus hidup didalam dosa.

Supaya anugerah semakin meningkat, maka dosa itu harus ditinggalkan bukan sebaliknya dilakukannya, bukan semakin banyak berdosa. Tujuan anugerah adalah untuk menghancurkan dan mengalahkan dosa, oleh karenanya jika seseorg terus berbuat dosa itu menunjukkan bahwa dia tdk termasuk org yg telah menerima anugerah Allah dan belum diselamatkan.  Pengetahuan ttg doktrin tdk menjamin keselamatan kita. Keselamatan tdk hanya sekedar pengetahuan. Keselamatan adalah perihal hidup baru, bersatu dengan Kristus. Oleh karenanya sdr harus berbalik dari dosa dan hidup di dalam kebenaran. 

Keempat, karena kita sudah mati terhadap dosa

Dalam Rm 6: 2, Paulus mengatakan :”  Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Ini bukan berarti bahwa orang kristen tidak akan jatuh dalam dosa lagi. Kita masih bisa jatuh dalam dosa.  Tetapi sikap  yang mengatakan : “ saya  sengaja saja berbuat dosa karena ada kasih karunia, adalah sebuah sikap yang aneh dan ganjil.  J. B. Phillips  menerjemahkan :” kita yang sudah mati terhadap dosa, bagaimana kita dapat hidup di dalam nya lagi ?

Apa artinya mati bagi dosa?

Sebelum kita melihat arti dari mati bagi dosa, saya akan berikan kesalahpahaman tentang mati bagi dosa. Pandangan ini menganggap mati bagi dosa berarti orang Kristen tidak lagi bereaksi terhadap dosa.  Pandangan ini berkata: apakah ciri-cirinya orang mati? Tidak lagi bereaksi.

•             jikalau sdr jalan-jalan di jalan kesatrian dan kemudian ketemu dengan seekor anjing yang terbaring di pinggir jalan

“janganlah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada  dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman Jadi kita masih merasakan adanya pencobaan.

apa itu mati bagi dosa? Kristus telah mati terhadap dosa dengan kematianNya di atas kayu salib.  Ini berarti kita pun juga mati terhadap dosa. Mengapa bisa begitu?  Karena kita telah dibaptis dalam kematian Kristus .

Rom 6:3-4  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?  (4)  Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Artinya, manusia lama kita yang dikuasai oleh dosa sudah berlalu, sudah mati di kayu salib bersama sama dengan Kristus . Kita tidak  pernah dapat kembali kepada kehidupan manusia lama kita dan sekarang ini kita hidup sebagai manusia baru, karena manusia lama kita sudah mati.

Saya akan berikan ilustrasi ttg John Jones, seorang Kristen yang melihat kembali masa lalunya: John jones sebelum bertobat dan john jones setelah bertobat

Biografi kita ditulis dalam dua volume

Vol I adalah kisah ttg manusia lama, manusia lama sebelum pertobatan

Vol II adalah kisah ttg manusia baru , setelah saya diciptakan baru oleh Kristus

Vol I adalahj biografi ku yang telah diakhiri dengan hukuman mati atas manusia lama dalam diriku. Saya adalah manusia berdosa, saya harus mati. Dan saya telah mati bersama-sama dengan kamatian Kristus

VOl II adalah kisah ttg manusia baru yang dibuka dengan kebangkitan. Hidup lama saya sudajh selesai dan sekarang hiduhp yang baru telah dimulai. JAdi kehidupan berdosa kita telah mati. Tidak ada jalan kembali buat kita untuk hidup lagi dalam dosa-dosa. inilah kunci untuk hidup kudus

Beberapa orang mencoba hidup kudus dengan aturan-aturan tertentu, misalnya, puasa, tidak nonton film, baca buku-buku rohani sebanyak-banyaknya. Padahal rahasia hidup kudus adalah mengetahui bahwa sdr tidak dapat kembali hidup dalam dosa-dosamu. Percuma sdr kembali berbuat dosa, itu bukan tempatmu.sdr tdk dapat kembali hidup dalam dosa-dosamu

•             sdra kan merasakan bhawa itu bukan tempatmu

•             sdr tdk dapat kembali hidup dalam dosa-dosamu

•             sdr tidak dapat kembali menjadi orang kafir

John stott mengatakan : orang Kristen yang lahir baru seharusnya tidak boleh memikirkan untuk kembali kepada  kehidupan lamanya, sama dengan seorang pemuda tidak boleh memkirkan untuk kembali menjadi anak-anak atau sama dengan orang yang telah menikah ingin kembali menjadi bujangan atau perawan, atau sama dengan seorang yang telah lepas dari penjara ingin kembali masuk ke dalam pen jara

Jadi ketika sdr dicobai, ingatlah bahwa sdr tidak boleh lagi kembali kepada kehidupanmu yang dulu

Bisa tdk kita lakukan kembali dosa-dosa yang dulu ? Bisa saja tetapi itu bukan tempatmu lagi. Sdr akan tersiksa berada di dalam dosa dosa itu. , sdr ingin segera keluar dari dosa itu

Dapatkah orang muda ingin kembali menjadi anak-anak? Atau bayi

Dapatkah seorang yang telah menikah menjadi perawan atau bujangan kembali?

Dapatkah seorang yang sudah lepas dari penjara ingin kembali ke dalam penjara?

Ada yang bisa , tetapi orang yang bisa melakukan semua itu adalah orang gila.

Sama halnya, orang Kristen yg ingin kembali kpd kehidupan lamanya, adalah orang gila. Oleh sebab itu kita tidak bisa lagi dengan sengaja berbuat dosa supaya kita beroleh pengmapuan karena kita sudah mati terhadap dosa. Kalau kita mau hidup dalam  kekudusan, maka kita hanya perlu mengingat bahwa saya sudah mati terhadap dosa. Saya sudah tidak boleh lagi berbuat dosa.

Silahkan dipakai untuk pelayanan baik itu dikotbahkan ulang, maupun dicantumkan di Blog, atau website. Jika dicantumkan di blog atau website mohon cantumkan penulisnya dan link nya

Yohannis Trisfant, MTh

www.mediakotbah.wordpress.com

Apakah anda atau teman anda kehilangan pengharapan? baca kotbah tentang

Hidup dalam pengharapan

Artikel lain dalam bahasa Indonesia dapat anda lihat di

bible.org

Thirdmill.org

Christianity Today