Selasa, 30 April 2024

Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu? (Wahyu 5:2-3)

Wahyu 5:2-3 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” (3) Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

Seorang malaikat bertanya dengan suara lantang siapa yang layak untuk membuka kitab dan melepaskan meterai-meterainya. Tidak ada seorang pun di seluruh alam semesta yang mampu membuka atau membaca isi kitab tersebut.

Pertanyaan malaikat ini mengingatkan pada gambaran dalam Daniel 4, di mana seorang malaikat juga menjadi juru bicara sidang surgawi. Kitab yang dimeteraikan dalam Wahyu 5 terkait erat dengan kitab-kitab dalam Daniel 7, 12, dan Yehezkiel 2-3, yang berbicara tentang penghakiman Allah.

Kitab tersebut dapat dipahami sebagai sebuah dokumen perjanjian yang memuat janji warisan dari Allah. Kristus layak membuka kitab itu karena Ia telah menebus umat-Nya melalui pengorbanan-Nya. Kitab itu juga bisa berbentuk gulungan atau kodeks, dan mungkin memiliki tulisan di bagian dalam dan luarnya seperti dokumen-dokumen hukum pada zaman itu.

Meskipun ada beberapa kemungkinan latar belakang dan bentuk kitab tersebut, yang terpenting adalah maknanya secara simbolis. Kitab itu melambangkan rencana penebusan dan penghakiman Allah yang digenapi melalui karya Kristus. Tidak ada satu makhluk pun yang layak dan mampu melaksanakan rencana Allah tersebut.

Penglihatan tentang kitab yang dimeteraikan dalam Wahyu 5 mengungkapkan keagungan rencana Allah bagi dunia ini. Tidak ada satu pun ciptaan, baik di bumi maupun di surga, yang mampu membuka kitab tersebut atau melaksanakan isinya. Hal ini mengingatkan kita akan keterbatasan dan ketidaklayakan kita sebagai manusia di hadapan Allah yang mahamulia.

Namun, penglihatan ini juga menyatakan pengharapan yang besar. Meskipun kita tidak layak, ada Satu yang layak, yaitu Kristus, Anak Domba Allah. Ia telah menebus kita dengan darah-Nya dan menjadikan kita umat kepunyaan Allah. Hanya Dia yang sanggup membuka kitab itu dan menggenapi rencana kekal Allah. Sinclair Ferguson menyatakan, “Kelayakan Kristus untuk membuka kitab itu adalah jaminan pengharapan kita di tengah dunia yang tidak menentu.”
Sebagai pengikut Kristus, kita dapat memiliki keyakinan dan penghiburan bahwa segala sesuatu ada di dalam kendali-Nya. Sekalipun dunia ini penuh dengan kekacauan dan penderitaan, Allah memiliki rencana yang sempurna dan Ia akan melaksanakannya melalui Kristus. Tugas kita adalah tetap setia dan percaya kepada-Nya dalam segala keadaan.

Marilah kita merendahkan diri di hadapan takhta Allah, menyembah Dia yang layak menerima segala pujian. Marilah kita juga berpegang teguh pada Kristus, Sang Anak Domba yang telah membuka kitab itu bagi kita. Kiranya pengharapan akan penggenapan rencana Allah menguatkan iman kita dalam menjalani kehidupan ini sampai Ia datang kembali. Amin.

Doa respons

Ya Tuhan yang berdaulat,
kami bersyukur bahwa rencana-Mu sempurna dan pasti tergenapi.
Saat kami merasa tidak layak dan tidak berdaya,
kami ingat bahwa Kristus telah membuka kitab itu bagi kami.
Tolonglah kami untuk tetap setia kepada-Mu,
menanti dengan pengharapan kedatangan-Mu kembali.
Dalam nama Yesus, Anak Domba yang layak, kami berdoa.
Amin.

Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung