REVOLUSI MORAL, SOSIAL DAN EKONOMI (Luk 1: 46-53)

YOHANNIS TRISFANT, MTH

Pendahuluan

Nyanyian pujian ini dikenal dengan sebutan Magnificat. Magnificat dalam bahasa latin artinya : magnifies, atau membesarkan , memuliakan. Magnificat seperti ini pernah dinaikkan juga dalam pujian Hanna dalam 1 Sam 2:1-10.  Magnificat ini sangatlah terkenal. Pada tahun 1980-an, para diktator di Guatemala melarang keras pembacaan Magnificat di depan umum karena mengandung nada revolusioner.  Menurut Stanley Jones : “Magnificat adalah dokumen paling revolusioner di dunia”.  Sementara itu di Nikaragua, Magnificat merupakan doa favorit di kalangan petani dan kerap dibawa ke mana-mana sebagai jimat.

Hal yang menarik yang diungkapkan dalam nyanyian pujian Maria ini adalah tindakan rahmat Allah. Lukas 1:50 mengatakan ” Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia”.  Allah memberikan AnakNya yang tunggal bagi dunia ini oleh karena rahmatNya. Dengan kata lain, Natal yang adalah kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia merupakan tindakan rahmat Allah.

Apa artinya “rahmat”? Dalam bahasa Inggris, kata “rahmat” adalah “mercy”, artinya “belas kasihan”. Makna dari kata “belas kasihan” bukanlah sekedar merasa kasihan, tetapi tindakan kasih yang nyata. Belas kasihan adalah tindakan kasih bukan karena memandang “muka” atau melihat penampilan seseorang, juga bukan karena “status” seseorang tetapi tindakan kasih yang bersumber dari lubuk hati terdalam. Karena itulah, Allah memberikan AnakNya bukan hanya untuk orang-orang tertentu tetapi bagi siapa saja yang mau percaya kepadaNya. Yesus Kristus diberikan untuk semua orang dan ini merupakan tindakan rahmat Allah.

Rahmat apakah yang turun temurun dilakukan kepada manusia? Rahmat ini adalah sebuah revolusi dalam tiga hal. Kita menyebutnya revolusi karena ini dilakukannya dengan kekuatan Allah dan terjadi perubahan yang mendasar. Ada tiga rahmat Allah yang turun temurun dalam nyanyian magnificat ini.

Pertama, revolusi moral

 Ada orang yang gelarnya tinggi, moralnya rendah. Gelar berbanding terbalik dengan moral. Banyak orang di Indonesia yang mengalami cacat moral. Dan celakanya adalah cacat moral ini dialami oleh orang orang yang berpendidikan dan beragama. Moral manusia sudah morat marit.  Ada yang memperlakukan orang tua kandung bagaikan teman, Ada yang memperlakukan teman menjadi panutan bagaikan orang tua. apa yang temannya lakukan walaupun buruk, diikuti.  Moral sudah morat marit. Ada  juga yang memperlakukan istri bak pembantu…. diperintah-perintah bagaikan pembantu. Tetapi ada juga yang memperlakukan pembantu bagaikan istri. Pembantu bukan hanya melayani urusan rumah tangga, tetapi juga melayani urusan biologis. Dan banyak lagi yang terjadi di Indonesia yang menujukkan bahwa moral sedang morat marit.  Kecongkakan merajalela. Kejahatan merajalela.

Sebenarnya, moral yang morat marit bukan hanya di Indonesia, tetapi terjadi di seluruh dunia. Bukan hanya sekarang tetapi di segala zaman. Ini disebabkan oleh karena dosa. Hanya Allah yang bisa memperbaiki morat maritnya moral manusia ini dan ini dinyatakan oleh nyanyian pujian Maria dalam Lukas 1:51 yang mengatakan:” Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Hal ini mengekspresikan tindakan penyelamatn Allah secara negatif dan positip. Hukuman Allah itu memiliki maksud penyelamatan, menyadarka manusia akan dosa dosanya yang tidak mau bersandarkan kepada Allah .[1]nInilah revolusi moral. Orang orang yang congkak hatinya diceraiberaikan. Dan revolusi moral ini dilakukan oleh Allah turun temurun. Inilah rahmat Allah yang dilakukan turun temurun. Dan pada saat Maria menyanyikan nyanyian pujian ini, dia sedang mengandung Yesus Kristus, yang akan merevolusi moral umat manusia, melalui kematian dan kebangkitanNya. 

Banyak orang telah mengalami revolusi moral ini. Mereka yang moralnya bobrok, diubahkan dengan luar biasa oleh Kristus.

AMAZING GRACE”- Sejarah Lagu yang Mendunia

 John Newton Penjual Budak

 Di abad 18, ada seorang anak muda yang memiliki kehidupan yang begitu keji, yaitu bekerja sebagai kelasi kapal dagang. Namun yang mereka jual bukanlah barang seperti rempah-rempah, kain atau keramik, melainkan manusia. Mereka pergi ke Afrika, membeli laki-laki, wanita dan anak-anak dengan harga murah, lalu dijual sebagai budak ke Inggris, Amerika dan negara-negara barat lainnya. 

Memang sewaktu John Newton kecil, ia diajari tentang ayat-ayat Alkitab oleh ibunya, namun ibunya meninggal saat dia berusia 7 tahun. Pada waktu umur 11 tahun dia ikut kapal dagang ayahnya, yang berdagang barang-barang secara wajar. Beberapa tahun kemudian, John berpindah-pindah kapal dan akhirnya bekerja di kapal pengangkut budak. Kehidupan John Newton yang tidak lagi bersama ayahnya membuat dia mengumpat,  memaki-maki, mengutuk bahkan mengeluarkan segala macam sumpah serapah termasuk menyumpahi Allah. Ini seperti gambaran  yang diberikan di dalam Luk 1:51 tentang kecongkakan manusia yang merasa tidak butuh Allah . John Newton bersikap kurang ajar dengan menjadikan Injil sebagai bahan tertawaan. Dia juga mempengaruhi teman-temannya agar mereka pesta minuman keras sampai mabuk.

Bertobat Karena Badai

 Suatu ketika di tahun 1748, John Newton mengalami kejadian yang sangat menakutkan. Kapal “Kreyhound” tempat di mana dia bekerja mengalami hantaman badai laut yang sangat ganas.  Seluruh awak kapal mengupayakan supaya kapal tidak tenggelam di Laut Atlantik yang sedang marah itu. Dalam keadaan panik dan takut serta kepayahan, John Newton tanpa berpikir panjang lagi berseru: “Tuhan, kasihilah kami”. Tiba-tiba dia sadar bahwa dia tidak pernah berdoa sejak masa kanak-kanaknya

Dia ragu-ragu, apakah Allah mau mendengarkan doa seorang yang begitu jahat seperti dirinya. Tujuh hari berlalu dan daratan tetap belum tampak, padahal persediaan makanan sudah nyaris habis. Apalagi ada seorang kelasi yang meninggal karena terbawa arus. Nahkoda pun sangat cemas, dia serta semua kelasi menuduh John Newtonlah penyebab malapetaka ini, karena dia paling sering menghujat Tuhan. Seperti Yunus dalam Alkitab, John Newton dianggap sebagai penyebab malapetaka ini.

 John takut kalau-kalau mereka akan melemparkan dia ke laut yang ganas untuk menenangkan badai, padahal dia tidak bisa berenang. Badai di lautan yang tidak berhenti selama 7 hari itu mencerai beraikan kecongkakannya.

John Newton diam-diam mulai memikirkan masa lalu dan masa depannya, lalu dia mengingat ayat Alkitab yang pernah diajarkan oleh ibunya sewaktu dia masih kecil, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang disorga! Dia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang memintanya kepada-Nya.” (Lukas 11:13).

 Lalu John Newton berdoa dengan gigi yang terkatup: “Ya Allah jika Engkau benar, Engkau pasti menepati janji-Mu. Sucikanlah hatiku yang kotor ini.” Peristwa tersebut dipakai Roh Kudus untuk menanamkan benih pertobatan dalam hatinya. Setelah empat minggu, kapal Greyhound dengan susah payah memasuki pelabuhan Irlandia. John Newton pun pergi ke gereja dan di sana dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. dan ketika dia berumur 39 tahun, dia ditahbiskan sebagai pendeta dan melayani di Olney, sebuah kota dekat Cambridge, Inggris. John Newton mengalami revolusi moral dalam hidupnya di atas kapal yang digocangkan oleh badai selama 7 hari.

Kita pun tentu sudah mengalami revolusi moral ini. dan moral kita terus menerus diperbaharui oleh Tuhan selama hidup kita. Tuhan itu tidak pernah bosan memperingatkan kita, menashati kita, mengeur kita. Setiap hari kita menerima rahmatNya yang mengubahkan moral kita. Setiap hari kita ditegur agar berubah lebih baik. orang yang congkak, selalu diingatkan untuk rendah hati. ornag yang pemarah selalu diingatkan untuk sabar. orang yang masih bersiznah, selalu diingatkan kejinya dosa mereka. Jika hari ini masih ada rahmat untuk sdr, janganlah abaikan rahmat itu.  Mari kita tanggalkan hidup yang tidak bermoral.  Firman Tuhan Tuhan mengatakan “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”, Heb 3:15

kedua, revolusi sosial

Rahmat Allah yang kedua dalam nyanyian pujian Maria ini adalah terjadinya revolusi sosial. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; (Luk 1:52). Tingkatan-tingkatan sosial telah ditiadakan. Inilah rahmat Allah turun temurun diberikan kepada manusia. Ada perubahan sosial di masyarakat dan pemerintah yang terjadi disini.

Allah memberikan rahmatnya dengan melakukan revolusi sosial. Ada transformasi masyarakat. Stephen Tong mengatakan bahwa  Yesus Kristus adalah transformator masyarakat. Di mana ada jaman yang menerima Yesus sebagai Tuhan maka jaman itu pasti mengalami perubahan. Di mana ada bangsa yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat maka bangsa itu pasti berubah. Di mana ada masyarakat yang menjunjung tinggi Yesus Kristus dan pengajaran-Nya, maka masyarakatnya hidup lebih jujur, lebih adil dan lebih suci moralnya. Kita melihat daerah-daerah yang tidak ada Kristus dan daerah-daerah yang ada Kristus berbeda sekali dalam seni, ukiran, bangunan, perbankan, ekonomi, politik, sosial, pendidikan, masyarakat, dan di segala bidang. Yang ada Yesus mereka hidup suci, adil, jujur.

Di Tiongkok siapa yang pertama menganjurkan melepaskan kaki anak perempuan yang diikat sampai kecil dan tulangnya patah semua di dalam? Orang Kristen. Di Tiongkok siapa yang pertama memulai menggunting kuncir orang laki-laki yang keturunan dari Manchuria? orang Kristen. Di Tiongkok siapa yang pertama membuat sekolah untuk orang-orang miskin? Orang kristen. Di Tiongkok siapa yang pertama yang menggembar-gemborkan laki-laki perempuan sama rata dan tidak boleh membedakan? Orang Kristen. Di Tiongkok siapa yang pertama mengembar-gemborkan berhenti minum opium dan hidup suci? Orang Kristen.

Kedatangan Kristus ke dalam dunia mentransformasi kehidupa sosil masyarakat. Sebuah bangsa yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya akan mengalami transformasi secara sosial.

Suatu hari, para pemberontak mendarat di Pulau Pitcairn pada tahun 1790. Begitu menadarat seorang pelaut segera saja mulai membuat alkohol, dan koloni kecil itu pun terseret ke dalam tindak asusila. Dua belas tahun kemudian, tinggal satu pria kulit putih yang masih bertahan hidup, dikelilingi oleh para wanita pribumi dan anak-anak peranakan.

Di sebuah peti tua dari kapal Bounty, pelaut ini menemukan sebuah Alkitab. Ia mulai membacanya, lalu mengajarkannya kepada yang lain. Hasilnya, kehidupannya – dan akhirnya kehidupan semua orang di koloni itu – mengalami perubahan. Sewaktu ditemukan oleh USS Topas pada tahun 1808, Pitcairn sudah menjadi komunitas yang makmur. Tidak ada penjara, tidak ada wiski dan tidak ada kejahatan di sana.

Kristus bisa mengubah negara kita juga menjadi jauh lebih baik.  Kristus dapat mengadakan transformasi sosial di negara kita. Tuhan memakai orang orang kristen untuk melakukan transformasi itu. Hanya ada satu syarat untuk melakukan transformasi di negara kita, di masyarakat kita dan di keluarga kita. Syarat itu sederhana. Saudara akan memahami syarat itu kalau mendengarkan kisah yang saya ceritakan ini

Ada seseorang yang mempunyai cita cita yang mulia untuk mengubah dunia. Dia berkata : ” Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja.

Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.

Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini.

Saudara, tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri. Tuhan kan mentransformasi keluarga, kota kita bahkan negara kita melalui diri kita yang diubahkan terlebih dahulu oleh Tuhan . Maukah saudara diubah oleh Tuhan ?

Ketiga, Revolusi ekonomi

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; (Luk 1:53). inilah rahmat Allah yang ketiga, yakni sebuah revolusi ekonomi. Dimana Allah melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.

 Rahmat Allah turun temurun bukan hanya dalam hal moral, sosial, tetapi juga dalam hal ekonomi. Allah memberikan anugerah keselamatan, tetapi Allah juga memberikan apa yang diperlukan untuk menjalani hidup ini. Itulah sebabnya kita tidak perlu kuatir dengan kondisi ekonomi kita saat ini. Jika kita belum punya pekerjan, berdoalah kepada Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan pekerjaan, kalau kita memang mau bekerja. Alkitab memgatakan:’ Ia melimpahkan segala yang baik. Ia bukan hanya memberikan, tetapi melimpahkan segala yang baik buat kita. Rahmat Allah, kemurahan Allah juga dinyatakan dengan memberikan berkat berkat materi buat kita. Saudara tidak perlu kuatir kondisi ekonomimu saat ini. Saudara jangan putus asa dengan keadaan pekerjaanmu saat ini. Ingatlah, selalu ada pengharapan karena Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang   dapat mentransformasi kondisi ekonomi kita. Jangan murung dalam menjalani hidup ini, tetapi  jalanilah dengan penuh sukacita dan pujian karena saudara memiliki Allah yang telah dan akan terus melakukan transformasi demikian transformasi dalam hidup saudara .

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai penerima dari rahmat Allah?  Kita mesti memuliakan Tuhan dengan jiwa kita dan bergembira di dalam Allah

Inilah yang dilakukannya oleh Maria, setelah dia menerima rahmat Allah yang demikian besar.  Dia menyanyi, memuji Tuhan an bergembira di dalam Allah. Bahkan dia menyatakan ini dalam sebuah nyanyian yang disebut magnificat.

Maria memang menyanyi karena dia sudah menerima rahmat Allah yang besar itu. Sama halnya, kita. Mengapa kita menyanyi? Mengapa kita bergembira ? itu karena kita mendapatkan sesuatu yang wah…….itu karena terjadi sesuatu yang luar biasa dalam hidup kita. Biasanya kita menyanyi dan bergembira kalau dapat untung besar, kalau dapat promosi jabatan, kalau dapat bisnis lancar, kalau kita sembuh, kalau doa kita dikabulkan. Namun sesungguhnya, bukan itu hal yang utama yang mendorong Maria untuk bergembira di dalam Allah .  Sepintas lalu kelihatannya Maria bergembira karena dia mendapatkan berkat yang besar, karena Allah sudah memperhatikan kerendahannya, namun itu bukan alasan utama

Maria memang tidak pernah bermimpi akan menjadi alat yang spesial dari Allah. Maria juga tidak pernah  mengharapkan atau menganggap bahwa dia harus menjadi obyek yang spesial dari Allah.  Oleh sebab itulah Maria sangat bersukacita akan hal ini. Dia sangat bersyukur akan kasih Allah kepadanya.  Namun sekali lagi ini bukan alasan utama mengapa Maria memuji Allah.

Alasan utama mengapa Maria memuji Allah, memuliakan Allah dan bergembira adalah karena Allah sendiri. Dia katakan ini dalam Luk 1;47 “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, juruslamatku”. Inilah yang membuat dia bersukacita.

Hal yang paling utama yang membuat dia bersukacita bukan disebabkan karena sesuatu yang hebat terjadi atas dirinya, namun terutama karena siapakah Allah itu dan apa yang Allah lakukan. Pujian Maria ini, nadanya bukan mengatakan : ”lihatlah betapa beruntungnya saya”. Tetapi nada pujian ini adalah : ”lihatlah betapa hebatnya Tuhan itu.”. Pujian Maria ini bukan ditujukan kepada betapa beruntungnya dirinya. Hal yang menggerakkan Maria memuji Tuhan dan bergembira bukan karena segala bangsa akan menyebut dia berbahagia. Bukan keberuntungan dirinya yang menggerakkan maria untuk memuji Allah . Tetapi yang menggerakkan dia memuji Allah adalah tindakan Allah yang luar biasa atas dirinya dan atas  umat manusia

Luk 2:49 mengungkapkan akan hal ini : “karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuaan perbuatan  yang besar kepadaku…   Penekanan ayat ini bukan kepada kata “kepadaku” melainkan kepada kata Yang Mahakuasa.

Maria memahami bahwa Allah Yang Mahakuasa telah melakukan apa yang Dia janjikan selama berabad abad.  Hal yang mustahil bagi manusia telah Allah kerjakan dan Allah berkenan memakai dirinya.   Allah tlah turun ke dalam dunia ini sebagai pahlawan perang untuk melepaskan umatNya dari kuasa dosa dan dari kuasa si jahat. Pada saat Kristus lahir ke dalam dunia ini, maka itu merupakan demonstrasi kasih Allah Tetapi  juga merupakan demonstrasi kuasa Allah . Janji yang sudah berada abad, dan yang selama ini berusaha dicegah oleh kuasa kegelapan, sekarang tiba penggenapannya.

Jadi alasan utama Maria bersukacita bukan oleh karena dia diberikan hak khusus yang demikian besar ini, tetapi yang paling utama adalah karena tindakan Allah dalam sejarah dan sekarang Allah menggenapinya dengan kuasaNya yang luar biasa.

Saudara bisa lihat ini?  Rahasia untuk memilki hidup yang penuh sukacita,  yang meluap luap adalah pengertian. Sukacita akan mengalir ke dalam hati kita kalau kita memiliki mata rohani untuk bisa melihat SIAPAKAH ALLAH ITU DAN BETAPA BESARNYA RAHMAT-NYA ATAS DIRI KITA. Kita akan bisa bersukacita kalau kita mengerti akan kebenaran, kalau kita mengerti siapakah Allah kita dan memahami pekerjaanNya di dalam dunia ini dan atas diri kita.

Banyak orang kristen yang  sudah kehilangan sukacita dan tidak bisa lagi bergembira di dalam Allah, padahal sukacita merupakan inti kehidupan yang memuaskan, yang memuliakan Allah dan dapat mengguncangkan dunia.

C.S Lewis mengatakan:” sukacita adalah perkara penting di sorga dan sukacita juga penting bagi kesalehan di bumi.  Sebabnya, kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17).

Sukacita itu tidak dipengaruhi oleh keadaan kita saat ini.  Seseorang dapat bergembira karena mengerti siapa Allah kita dan dapat melhat betapa besarya rahmat Tuhan atas diri kita.  

Sukacita mengalir dari kesadaran bahwa diri kita dikasihi. Maria mengalami sukacita yang besar ini karena menyadari bahwa dirinya dikasihi dan menerima rahmat Tuhan. Inilah rahasia sukacita kita.

Inilah respon Maria terhadap anugerah Tuhan itu yakni dia memuliakan Tuhan bergembira di dalam Allah.

Sudah berapa lama Sdr hidup dalam kemurungan? Dan tidak pernah lagi meresponi kasih Allah dalam hidupmu? Selama ini yang menghalangi kita memuliakan Tuhan dan  bergembira di dalam Allah mungkin masalah hidup, kesulitan. Cobalah memandang lebih daripada persoalan saudara. Lihatlah ke atas, kepada Allah yang kaya akan Rahmat, kepada Allah Yang Mahakuasa. Responi rahmat Tuhan itu dengan memuliakan Dia dan bergembira di dalam Dia. Saudara tidak perlu kuatir takut dengan masalah masalah hidupmu. Firman Tuhan mengatakan :”

“ Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Rom 8:32).

Kasih Allah kepada kita ini adalah kasih yang tak terukur dan tak terbandingkan. Orang kristen harus setiap hari menyadari akan besarnya kasih Allah ini kepada dirinya. Kesadaran bahwa diri kita sangat dikasihi Allah adalah sumber sukacita.

Dan ketika kita telah mengalami akan rahmat Allah yang besar ini, dan mengenal akan Allah yang kaya akan rahmat, maka yang seharusnya kita lakukan setiap hari Allah memuji dia, bergembira di dalam dia dan memberikan diri kita sebagai alat bagi pekerjaannya seperti yang telah dilakukannya oleh Maria dan juga John Newton yang tadi saya ceritakan.  Setelah John Newton bertobat, maka  untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terhingga Allah yang telah menyelamatkan hidupnya dari kebusukan, John menulis sebuah syair lagu ‘Amazing Grace’. Dalam bahasa Indonesia lagu ini diterjemahkan menjadi ‘Sangat Besar Anugerah-Nya’  Kata-kata lagu tersebut sungguh menyatakan kasih karunia Allah kepada mantan penjual budak tersebut.

Bait 1

Sangat Besar Anug’rah-Nya, Pembaru Hidupku.

Dulu Sesat, Kini Pulang, Buta Disembuhkan.

Bait 2

Ketika Insaf, ‘Ku Cemas, Dan Kini ‘Ku Lega,

Anug’rah-Nya, Kudapatkan, Saat Kupercaya.

Bait 3

‘Ku Dapat Janji Yang Teguh, Kuharap Sabda-Nya,

Dan Tuhanlah, Perisaiku, Pelindung Hidupku.

Bait 4

Di Jurang Yang Penuh Jerat, Terancam Jiwaku,

Anug’rah Kupegang Erat, Dan Aman Pulangku.

Bait 5

Meski Selaksa Tahun Lewat, Di Sorga Yang Mulia, Tak Berhenti, ‘Ku Bernyanyi, Memuji Nama-Nya.

Kiranya kita kembali boleh mengalami sebuah sukacita kristiani yang sudah lama hilang dengan menyadari betapa luar biasanya Allah kita dan betapa Dia mengasihi kita serta menganugerahkan rahmatnya buat kita

Mari kita menyanyikan lagu amazing grace ini sambil mempersiapkan diri meneria sakramen perjamuan kudus yang mengingatkan kita kembali akan besarnya rahmat Tuhan buat kita dan sekiranya melalui sakramen perjamuan kudus ini boleh membat kita kembali bersucita karena kita mengenal Tuhan yang Mahakasih, penuh rahmat

YOHANNIS TRISFANT, MTH


[1] Nolland, J. (2002). Luke 1:1–9:20 (Vol. 35A, p. 72). Dallas: Word, Incorporated.