KASIH YANG TERBESAR  (YOHANES 3:16)

YOHANNIS TRISFANT, MTH

Joh 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Berapa besarkan kasih Allah akan dunia ini ? Seberapa besarkah kasih Tuhan kepada kita? Kita tidak akan melihat besarnya kasih Tuhan kepada diri kita jikalau kita tidak memahami dua hal. Pertama, kalau kita tidak memahami siapa diri kita yang menerima kasih Allah ini dan kedua, kita tidak memahami bagaimana itu kasih Allah. Kalau kita hanya memahami bagaimana itu kasih Allah , dan tidak memahami dengan benar keadaaan diri kita sebagai penerima kasih Allah , maka kasih Allah itu tidak akan kita anggap terlalu besar. Sebaliknya, jikalau kita hanya memahami siapa diri kita dan tidak memahami bagaimana besarnya kasih Allah itu, maka kita pun tetap tidak bisa memahami akan besarnya kasih Allah itu.

Oleh sebab itu kita mesti memahami terlebih dahulu siapa diri kita sebagai penerima kasih Allah , dan setelah itu kita akan melihat bagaimana itu kasih Allah kepada manusia .

Siapakah diri kita sebagai penerima kasih Allah ?

Pada waktu firman Tuhan mengatakan : karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, pertanyaan yang muncul dipikiran kita adalah mengapa Tuhan mengasihi akan dunia ini sehingga memberikan kasih yang demikian besar. Apakah Tuhan mengasihi dunia ini karena dunia ini indah, besar, menyenangkan? Tentu saja bukan karena alasan itu. Surga jauh lebih indah dan  menyenangkan. Tuhan dapat menciptakan tempat yang 100 kali lebih indah, lebih besar dan lebih menyenangkan dari dunia ini. Apakah Tuhan mengasihi kita karena kita ini sangat baik, sangat pandai, unggul dari antara orang lain? Tentu juga tidak seperti itu. Tuhan mengasihi kita bukan karena kebaikan yang ada pada diri kita. Kasih Allah itu tidaklah bergantung kepada obyeknya. Kasih Allah itu tidak sama dengan kasih manusia , yang selalu tergantung kepada obyek yang dikasihi. Saya beri contoh misalnya Ronny dan Anita. 

Ronny dan Nikita sedang berjalan menyusuri pantai sampai bergandengan tangan dengan angin sepoi-sepoi yang sedang bertiup. Mereka melepas sandal dan pasir yang basah itu dengan lembut menyentuh jari-jari mereka. Ronny berpaling kepada Nikita, menatapnya dalam-dalam mata Nikita yang indah dan berkata:” Nikita, aku mencintaimu. Aku sungguh-sungguh mencintaimu.

Kalau ini adalah Nikita Mirza, maka ucapan Ronny ini merupakan, cinta hawa nafsu, cinta 90 juta. Tetapi kalau Nikita nya bukan Nikita Mirza, tetapi Nikita yang lain, yang baik , seorang kristen yang saleh, maka cintanya Ronny ini tulus  dan ketika dia berkata Nikita aku mencintaimy, maka  itu artinya:

  • ”Nikita kaulah segalanya bagiku”.
  • ”aku tidak dapat hidup tanpamu”.
  • ”Senyummu membuatku terpana, bahkan walaupun aku menatapmu dari monas”.
  • ”Kedua matamu itu indah, rambutmu harum”.
  • ”Segala sesuatu tentangmu membuatku terpesona”.
  • ”Aku mencintaimu”.

Pasti seperti itu maksudnya. Betul enggak seperti itu?

Atau, mungkinkah maksud Ronny seperti ini?

  • ”Nikita, Aku mencintaimu”.
  • ”Saya jujur, sebenarnya napasmu baunya tidak sedap mengalahkan baunya sekawanan gajah pemakan bawang putih yang belum mandi.
  • ” Hidungmu pesek dan jelek seperti sponbob
  • Namun walaupun demikian aku mencintaimu.
  • ”Rambutmu berminyak sehingga bisa melumasi sebuah truk”.
  • ”Kedua lututmu bengkok sehingga membuat onta itu lebih anggun dari padamu”.
  • ” Kepribadianmyu yang jelek, cerewet.
  • ” Pokoknya kamu lebih jelek dari Dorce”.

Namun walaupun demikian saya mencintaimyu.

Ketika Allah datang kepada kita dan mengatakan Aku mengasihimu, apakah maksudnya? Apakah seperti Ronny pada bagian pertama tadi? Allah seolah-olah berkata:

  • ” kaulah segalanya bagiku. Aku tidak dapat hidup tanpamu”.
  • ”Kepribadianmu, kecantikanmu, kabaikanmu, kagagahanmu, senyummu membuatku tertegun. ”
  • Sorga akan membosankan tanpa kamu. Aku mengasihimu.

Seperti inikah bentuk kasih Allah kepada kita? Apakah kita dikasihi karena kita sangat indah?

Lalu bagaimana itu kasih Allah?  Sewaktu Allah berkata bahwa Dia mencintai kita, bukankah maksudnya adalah seperti ini?

”Berbicara secara moral, kau adalah orang yang buruk,  ”Dosa-dosamu sangat menjijikkan, tetapi Aku mengasihimu”. ”Bukan karena kamu menarik, tetapi karena memang naturKu untuk mencintai”. ”Dan bahkan sebelum alam semesta ini dijadikan, Aku telah mengasihimu.  Bukan karena kamu lebih bijaksana, lebih baik atau lebih kuat dari yang lainnya, tetapi semata-mata karena anugerahKu.

Seperti inilah kasih Allah kepada kita. Kasih Allah berasal dari karakterNya sendiri, tidak bergantung kepada keindahan orang-orang yang dikasihi yang berada di luar diriNya sendiri.

Inilah yang diungkapkan dalam Yohanes 3:16

“ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…………”

Allah mengasihi dunia ini, bukan disebabkan karena dunia ini sangat besar sehingga rugi kalau Allah tidak  mengasihi dunia ini. Akan tetapi Allah mengasihi dunia ini, karena dunia ini begitu buruk, begitu rusak, begitu jahat, dan terancam untuk dibinasakan. Sama halnya dengan kita, kasih Allah yang diberikan kepada saudara , bukan karena saudara  itu sangat hebat, sangat luar biasa, sangat penting, tetapi karena saudara  sudah sangat rusak, buruk. Allah melihat bahwa saudara  dan saya yang  rusak karena dosa akan binasa selama-lamanya, maka untuk itu Allah menyelamatkan saudara  dan saya.

Ini membingungkan bagi manusia. Yang buruk, yang rusak koq dikasihi, diselamatkan, ditebus? Kita sulit melakukan ini: Mengasihi yang rusak, yang hancur, yang busuk: sangat SUSAH. Coba perhatikan dalam masyarakat: telur busuk dibuang, enggak disayang, sampah juga dibuang. Anak yang rusak juga banyak orang tua tidak  mau lagi mengakui sebagai anak: PUTUS HUBUNGAN KELUARGA.

Berbeda dengan Tuhan,  maka buluh yang terkulai tidak  dipatahkannya. Yang busuk, hancur, yang hilang, tidak  dihancurkannya, melainkan dicarinya, diselamatkannya bahkan yang  telah menjadi sampah dipungutnya menjadi anak Allah. Allah mengasihi orang-orang yang tdk dapat dikasihi seperti kita. Orang-orang yang tidak  pernah berfikir tentang  Allah. Orang –orang  yang memberontak kepada Allah. Inilah kasih Allah. Kasih yang Hebat, kasih yang luar biasa. Kasih Allah ini tidak  dapat dilukiskan dengan kata-kata manusia, dimana F.M Lehman mengatakan:

“ Kasih Allah amat besar, tidak  dapat dilukiskan, lebih tinggi dari bintang, lebih dalam dari lautan. “Bahkan walaupun  langit sebagai kertas, setiap batang pohon sebagai pena, dan air laut sebagai tinta, dan tiap orang menjadi penulisnya, tetap tidak  mungkin menuliskan kasih Allah yang besar ini

Yohanes 3: 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jadi kita sebagai penerima kasih Allah sebenarnya  tidak layak menerima kasih Allah ini, tetapi kasih itu diberikan kepada kita. Allah memberkatimu bukan karena saudara baik tetapi karena Tuhan baik. Ketika kita memahami akan kondisi kita yang tidak layak sebagai penerima kasih Allah ini, maka kita akan bisa mengatakan kasih itu sangat besar kepada saya.

Namun kalau kita merasa diri kita memang pantas dan layak dikasihi oleh Allah , maka kasih Allah itu tidak akan dirasakan terlalu besar. Kasih akan akan dianggap cukup besar tetapi tidak terlalu besar. Kita akan menganggap bahwa kasih Allah masih bisa kita pahami karena jarak antara diri kita dengan Allah tidak terlalu besar.

Apa yang saudara rasakan ketika menerima kasih Allah ini? Apakah saudara merasa memang pantas menerima kasih ini ataukah saudara merasa diri tidak layak , namun dikasihi oleh Tuhan ? bagaimana kita memandang diri kita, akan menentukan penghargaan kita terhadap kasih Allah . Saudara akan meihat betapa besarnya kasih Tuhan kalau saudara memang sadar bahwa saudara itu berdosa, tidak layak untuk dikasihi. Dan sebenarnya itulah keadaan kita manusia .

Kalau saudara merasa diri baik, dan sedikit dosa, maka saudara tidak mungkin bisa menerima kasih Allah ini. Orang yang paling sulit diinjii adalah mereka yang merasa diri baik padahal berdosa. Mereka yang paling sulit menerima Kristus adalah mereka yang merasa dirinya baik. Kalau ada diantara kita yang seperti ini bertobatlah. Dosa itu bukan hanya membunuh, tetapi marah dan membenci, memaki orang  juga sudah dosa. Dosa itu bukan hanya berzinah tetapi memandang dan menginginkan seorang perempuan saja sudah berdosa. Dosa itu bukan hanya dalam tindakan tetapi juga dalam pikiran. Dosa itu bukan hanya pelanggaran hukum Allah tetapi kalau kita tahu yang baik dan tidak melakukannya , itu juga dosa. Tidak ada yang benar, tidak seorang pun yang benar di dalam dunia ini. Semua manusia sudah berdosa.

Pemahaman bahwa kita berdosa, tidak layak, tidak lah cukup. kita harus memahami bahwa kasih Tuhan lebih besar daripada semua dosa dosa kita itu. Orang yang hanya memahami bahwa dirinya seorang berdosa namun tidak memahami Tuhan mengasihnya, akan membuatnya putus asa dan bisa bunuh diri .

Kita harus memahami betapa besarnya kasih Tuhan itu. Bagaimana kasih Tuhan itu

Kasih Tuhan tidak habis habisnya

Ketika kita membaca “ Karena begitu besarnya kasih Allah…”.  Pertanyaannya adalah seberapa besarkah kasih Allah ini ? Kasih Tuhan itu sangat besar, sehingga saking besarnya membuat kasih itu tidak habis habisnya. Kasih ini tidak dapat dihabiskan karena begitu besarnya. Ratapan 3:22  Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya.

Kebaikan Allah itu tidak pernah berhenti untuk saudara. Kasih karunia Tuhan itu tidak akan pernah meninggalka saudara karena tidak pernah habis kasihNya untuk saudara.

Terkadang ada orang kristen yang berpikir bahwa ketika tanggal muda, baru gajian, maka kasih Tuhan itu besar untuk nya dan ketika uang habis di tanggal tua, maka kasih Tuhan juga habis untuknya. Kasih Tuhan itu tidak lah berbanding lurus dengan kondisi ekonoi kia atau konidis kesehatan kita. KAsih Tuhan itu melampaui semua keadaan itu dan tidak pernah habis diberikan kepada kta.  Istri , suami mungkin bisa  meninggalkan pasangannya ketika pasangannya itu sudah sakit dan tidak punya uang lagi atau tidak cantik lagi. Kasihnya kepada pasangannya itu habis diterjang oleh kemiskinan habis diterjang oleh penyakit dan habis dikikis oleh usia. Tetapi kasih Tuhan itu tidak pernah habis untuk saudara . Kasih Tuhan tidak akan berhenti diberikan untuk  saudara, walaupun bagaimana pun kondisi saudara. Bahkan walaupun saudara sudah lama meninggalkan Tuhan , kasih Tuhan tetap masih tersedia untuk saudara. walaupun saudara sudah lama sakit, menderita, kasih Tuhan tetap tidak pernah habis untuk saudara. Kemurahan Tuhan tidak akan berakhir untuk saudara yang sudah ditebusnya.   Kasih setia Tuhan itu tidak berkesudahan. 

Kedua, Kasih Allah adalah kasih yang terbesar

Kasih  Allah bukan hanya tidak habis habisnya, bukan hanya berlimpah, tetapi juga besar sekali

Ukuran kasih Allah itu tidak dapat diungkapkan secara tuntas. Kasih Allah lebih dalam daripada apa yang bisa kita pahami. Alkitab banyak mengatakan mengenai kasih Allah yang besar ini. Ef 2:4 mengatakan :” tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar , yang dilimpahkannya kepada kita . Yohanes 3;16 juga mengatakan :” karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga . Allah mengasihi dunia ini sedemikian besarnya.

Tentu saja istilah besar nya kasih Allah berbeda dengan istilah besar yang kita katakan. Ketika Allah mengatakan bahwa kasihNya sangat besar, maka ini tidak sama dengan ketika kita mengatakan : pesta yang besar, konser yang besar, rumah yang besar.

  • Ketika kita mengatakan pesta yang besar, seberapa besar sih pestanya itu? Hanya menghabiskan uang 300 juta sudah dianggap besar. Masih ada yang lebih besar dari itu.
  • Rumah yang besar itu seberap besar sih? Kalau rumahnya 700 meter kita sudah mengatakan itu besar, padahal masih normal, sebabnya masih ada yang lebih besar dari itu.
  • Kalau konser nya dihadiri oleh 10.000 orang sudah dianggap besar. Padahal masih ada yang lebih besar dari itu.

Jadi ukuran besarnya manusia itu sukacita dilebih lebihkan. Berbeda dengan Tuhan . Jikalau Tuhan mengatakan sesuatu itu besar, maka ini bukan dilebih lebihkan, sebaliknya, itu dikecil kecilkan. Kalau Tuhan mengatakan kasihNya itu besar, maka itu lebih besar daripada kata “besar” itu. Sebabnya Tuhan itu pakarnya dalam pernyataan yang merendah. Sehingga ketika Tuhan mengatakan bahwa kasihNya itu besar, maka sesungguhnya Dia sedang mengatakan bahwa kasihNya itu begitu menakjubkan sehingga  kasih itu jauh melampaui pemahaman kita   tentang kebesaran kasih itu.

Allah itu adalah pengasih yang terbesar, dengan tingkatan terbesar. KasihNya adalah  tindakan terbesar. pemberianNya adalah pemberian terbesar. JanjiNya adalah janji terbesar, dan karunianya , Kristus adalah karunia terbesar.  

 Aplikasi

Jikalau kita sudah memiliki kasih yang tidak habis habisnya dari Allah dan kasih yang terbesar dari Allah , maka apa lagi yang kita takutkan dalam hidup ini? Kita hanya perlu percaya kepada Kristus. Kita hanya perlu menjalani hidup ini dengan iman kepada Anak Allah yang mengasihi kita. Kasih Allah itu jauh melampaui pemahaman kita. Itulah sebabnya kita harus menjalani hidup ini dengan iman. Kita tidak bisa berjalan dengan penglihatan jasmani, tetapi harus dengan iman, sebab kasih Allah ini melampaui pemahaman kita. Jangan cepat mengatakan “Allah tidak mengasihiku ketika saudara mengalami masalah yang berkepanjangan. Jangan cepat meninggalkan iman percayamu ketika saudara mengalami masalah penderitaan yang sangat berat. Firman Tuhan Tuhan mengatakan bahwa kasih Allah itu adalah kasih yang tidak pernah habis dan sangat besar.  Peganglah kebenaran ini  dengan iman. Pencobaan apapun yang saudara alami, tidak akan memisahkanmu dari kasih Kristus.

Biasanya orang yang gajian itu punya daftar lagu rohani yang berbeda setiap minggunya

  • Di minggu pertama ketika gaji masih baru diterima: saudara menyanyi : semua bunga ikut menyanyi
  • Minggu kedua (gaji masih ada): KasihNya seperti sungai
  • Minggu ketiga (gaji menipis): Ku tahu Tuhan pasti buka jalan
  • Minggu kempat (Gaji habis): Tuhan kasihanilah kami
  • Mnggu Kelmia: (Mulai ngutang): dalam Yesus kita bersaudara

Kalau pun kondisi saudara seperti ini, janganlah ragukan kasih Allah dalam hidupmu.

Agustinus : “Allah mengasihi masing masing kita seolah olah hanya masing masing kita inilah yang dikasihiNya.  Seperti itulah besarnya kasih Tuhan kepada kita.

Ketiga, Kasih yang memberi.

Kasih Allah adalah kasih yang memberi.  Seperti inilah Allah kita. Tuhan adalah Allah yang memberi. KasihNya adalah kasih yang memberi. Dia bukan hanya memberi materi, memberi kesehatan, memberi perlindungan, tetapi Dia memberikan diriNya sendiri. Inilah pemberian terbesar yang Tuhan berikan kepada manusia , yaitu diriNya . Tanpa pemberia ini, maka semua pemberian lain tidaklah berarti. Allah sudah memberikan diriNya dalam Yesus Kristus .

Saudara yang sudah menerima banyak pemberian dari Tuhan , yakni kesehatan, keberhasilan, umur yang panjang, keluarga yang baik. Semua itu tidak berarti jikalau saudara belum menerima pemberian Allah yakni diriNya sendiri di dalam Kristus Yesus . Jikalau saudara menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat saudara , maka inilah pemberian terbesar yang saudara terima dari Allah .  Joh 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Allah tidak hanya berbicara mengenai kasih, tetapi Ia menunjukkan kasihNya dengan mengaruniakan AnakNya yang tunggal. Allah adalah Allah pemberi karunia, namun kasihNya yang terbesar ditunjukkan dengan karuniaNya yang terbesar, yakni AnakNya yang tunggal. Allah mengaruniakan AnakNya Yesus Kristus, bukan hanya sekedar turun ke dalam dunia, tetapi mati di atas kayu salib. Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk mati dikayu salib. Ini menekankan kehebatan kasih Allah, menekankan kebesaran kasih karunia Allah. Bapa memberikan yang terbaik, AnakNya yang dikasihiNya. Disinilah tampak betapa totalnya kasih Allah itu. Sekali Allah menetapkan bahwa Yesus akan mati di kayu salib, Allah tidak  menarik kembali ketetapannya itu. Dia secara total dan tidak  ragu-ragu memberikan AnakNya yang Tunggal mati di kayu salib, walaupun  itu menyakitkan. Kematian Yesus, Anak Tunggal Allah di atas kayu salib merupakan puncak dari kasih Allah

Di kayu saliblah nampak bahwa Kasih Allah itu adalah kasih yang memberikan segala-galanya buat kita. Dengan kematian Yesus, berarti Allah telah memberikan habis-habisan untuk kita.

 Allah memebrikan kasih yang habis habisan ini dengan kematian AnakNya yang tunggal agar supaya kita diselamatkan. Allah memberikan kasihNya yang terbesar ini bukan supaya gereja ada persembahan. Allah memberikan kasihNya ini bukan supaya ada orang yang kelak akan melayani di gereja.   Allah menyelamatkan saudara semata mata karena Dia mengashi saudara . itu saja. 

Ketika kita menyadari betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, apakah yang harus kita lakukan? Berdoalah seperti rasul Paulus yang mengatakan ini dalam doanya

   :

Eph 3:18-19  Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,  (19)  dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Pemahaman ini akan membuat kita bertobat dan meneirma Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita. Pemahaman ini akan membuat kita bertahan dalam kesulitan hidup kita. Pemahaman ini akan membuat kita giat melayai Tuhan walaupun ada banyak tantangan dan air mata. Pemahaman ini akan membuat kita bertekun terus ikut Tuhan . Pemahaman ini akan membuat kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita dan mengasihi sesama kita. Pemahaman ini akan membuat kita tidak kuatir dalam menjalani hidup ini. Selalu lah berdoa kepada Tuhan seperti ini: Tuhan tolong saya agar dapat  memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,  (19)  dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

YOHANNIS TRISFANT, MTH