Kol 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan, kita melakukannya di dalam nama Tuhan Yesus. Segala sesuatu itu bukan hanya pelayanan, tetapi juga pekerjaan kita. Segala sesuatu tersebut harus dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus.

Nama Tuhan Yesus adalah nama yang penuh kuasa. Kita berdoa di dalam nama Tuhan Yesus. Iblis diusir di dalam nama Tuhan Yesus. Kalau ada yang sakit di rumah, doakan di dalam nama Tuhan Yesus. Minum obat, minumlah di dalam nama Tuhan Yesus. Nama itu penuh kuasa. Segala sesuatu dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus

Namun artinya bukan hanya kuasa, atau kekuatan, tetapi menyebutkan nama Tuhan Yesus berarti seluruh hidup orang Kristen berdiri di bawah nama besar Kristus Yesus,” seperti yang dikatakan Bietenhard dengan “Biarlah semua perbuatanmu dilakukan demi Surga” Ketika kita percaya kepada Kristus dan memanggil namaNya, melakukan segala sesuatu demi namaNya, maka itu artinya kita menaruh diri kita di bawah otoritas dari Kristus. Semua yang kita katakan atau lakukan harus berdasarkan fakta bahwa Yesus adalah Tuhan kita. Perilaku kita harus sepenuhnya konsisten dengan karakter Kristus. Tidak ada diskontinuitas antara ibadah dan kehidupan sehari-hari; sebaliknya, seluruh kehidupan sehari-hari harus dijalani dalam semangat yang sama yakni sebagai sebuah penyembahan rohani bagi Tuhan. Tindakan kita harus mengatakan bahwa Yesus hidup dan kita melakukan persis apa yang dia klaim!

Kita hidup di zaman di mana profesi tertentu dihormati di atas yang lain. Orang zaman sekarang akan menghargai profesi yang banyak memakai otak dan bukan otot. Di hadapan manusia, pekerjaan itu memiliki tingkat penghargaan yang berbeda beda. Namun di mata Tuhan, Tuhan tidak melihat apakah pekerjaanmu pakai otot atau pakai otak. Yang Tuhan lihat adalah cara kita mengerjakan pekerjaanmu, apakah kita melakukan pekerjaanmu seperti untuk Tuhan. Ketika kita sedang memakai otak, apakah kita memakai otak kita seperti untuk Tuhan? Dan ketika kita memakai otot, apakah kita memakainya seperti untuk Tuhan

Pdt. Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung